Home » » MUI-LDII Sepakati Gerakan Menyatukan Islam

MUI-LDII Sepakati Gerakan Menyatukan Islam

Written By Admin on Thursday, July 31, 2014 | 8:12 PM

Pertemuan silaturahim antara  DPP LDII dan MUI Pusat menghasilkan pandangan untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah dan kesejahteraan umat Islam kedepannya

Umat Islam Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia. Namun  tak bisa dibantah kontribusi umat Islam Indonesia belum sepenuhnya maksimal pada level nasional maupun internasional.
Umat Islam di Indonesia terjebak pada agenda saling menyalahkan satu sama lain, melupakan kontribus di bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Inilah yang menjadi renungan antara DPP LDII dan para generasi muda Majelis Ulama Indonesia di tingkat pusat.
Pada Jumat (27/6/2014) DPP LDII mengadakan silaturahim bersama MUI sambil membahas tentang kebangkitan Islam di Indonesia. Bertempat di kantor DPP LDII, acara itu dihadiri Prasetyo Sunaryo, Hidayat Nahwi Rosul, Ashar Budiman, Aceng Karimullah, Rioberto Sidauruk, Tri Gunawan, M. Ied, Iskandar Siregar, dan Hasim Nasution. Sementara peserta dari MUI di antaranya Iim Sholihin, Arwani, Adnan Harahap, dan Arif Fahrudin.
Dalam diskusi itu Arwani memaparkan tentang keadaan Islam di Timur Tengah. Konflik Timur Tengah tidak terlepas dari upaya untuk memecah umat Islam dari dalam. “Ketika umat Islam mendapat serangan dari luar,  mereka kompak bertahan. Namun ketika ada perpecahan dari dalam justru lebih mudah untuk disingkirkan, apalagi peran pihak ketiga berupa media asing,” ujarnya.
Fenomena ini terulang di Indonesia, meski tidak separah di Timur Tengah, Indonesia memiliki indikator yang dapat menjadi perpecahan umat apabila tidak dikelola dengan baik, seperti suku, ras, komunitas, dan sebagainya. Apalagi indikator agama, meski sama-sama Islam namun memiliki aliran yang beragam, juga rentan memicu perpecahan. Menurut Arwani inilah pentingnya peran ukhuwah Islamiyah sangat penting.
“LDII sudah membuka jaringan yang harus difungsikan dengan menyeluruh agar perpecahan dapat dihindari,” ujar Adnan Harahap dari MUI Pusat. Ia menuturkan bahwa kondisi global menyebabkan optimistis-pesimistis. Optimistis Islam dapat berkembang, namun pesimistis ketika Islam sudah besar justru bertikai. Akibatnya pihak ketiga masuk dan melakukan adu domba yang berujung pada penguasaan sumber daya alam.
Sejak zaman penjajahan, Indonesia memang telah dikotak-kotakan oleh penjajah dengan politik perpecahan Devide et Empera.  Dalam berdakwah, umat Islam di Timur Tengah mengesampingkan kelembutan, inilah yang menyebabkan perpecahan sangat mudah terjadi. Dengan memiliki beragam suku dan budaya, keadaan Indonesia justru tidak separah dengan yang ada di Timur Tengah. Ke depannya Umat Islam di Indonesia harus menjadi model bagi negara lain terkait Ukhuwah Islamiyah.
 
“Membina hubungan komunikasi yang baik meski berbeda agama itu penting. Bagaimana supaya Islam dapat bersatu, jiwa dan pola pikirnya harus dibina. Jika tidak demikian hanya akan membentengi Islam. Umat Islam harus memiliki ketaqwaan dengan perilaku yang teratur tanpa diatur. Dengan membina jaringan, LDII telah mempeloporinya. Terkait masalah taat vs keyakinan, LDII telah menunjukan persatuan dengan taat pada peraturan pemerintah,” ujar Adnan Harahap.
Berdasarkan peneilitan PMW institute: The Growth of Islamic Population, pada tahun 2050 nanti populasi Kristiani dan umat Islam akan sama. Dari hasil riset itu angka populasi agama umat Islam terletak pada angka yang produktif (usia muda). Negara Eropa tahun 1950, mayoritas adalah kristen, sedangkan sekarang berkurang 50%, ini berpengaruh dari kegiatan umat Kristen yang mulai turun untuk beribadah di hari Minggu, dan memilih untuk bersenang-senang seperti ke mall.
Meningkatnya umat Islam di luar negari tak diimbangi peningkatan jumlah umat Islam di Indonesia. Umat Islam di Indonesia berdasarkan catatan MUI menurun dengan menggejalanya ukhuwah Islamiyah yang berkurang dan jumlah masjid yang tak sebanding dengan jumlah umat Islam. Petumbuhannya hanya meningktat 60% tiap tahun, tidak sesuai dengan jumlah umat Islam di Indonesia.
Berdasarkan data tersebut, memang ukhuwah islamiyah sangat penting untuk menjaga persatuan.  Agar Ukhuwah Islamiyah dapat berhasil tentu harus sejalan dengan ukhuwah wathoniyah. Persaudaraan berbasis Islam perlu ditegakkan pula dengan persaudaraan berbasis bangsa. “Ukhuwah Islamiyah  perlu dikedepankan oleh pemimpin agar dapat terwujud dengan baik,” ujar Arif Fahrudin.
Kesejahteraan juga menjadi hal yang penting dalam menjaga ukhuwah islamiyah. Selama ini umat Islam indonesia mengalami kesenjangan. Ditambah lagi pelaksanaan Asean Free Trade Area (AFTA) menjelang tahun 2015, umat Islam Indonesia yang mencapai 80 persen sebagian besar berada dinbawah garis kemiskinan. Kemiskinan dekat dengan kebodohan sehingga konflik sesama muslim tak dapat terelakan ditambah dengan pemberitaan media yang tak berimbang.
Oleh sebab itu untuk meningkatkan kesejahteraan, perekonomian perlu diperhatian. Praktik Perekonomian umat Islam di Indonesia menurut Ashar Budiman kurang berkah, karena tak terlepas dari praktik riba.
Kepemilikan umat Islam terhadap instusi syariah sangat sedikit dan kebanyakan dinikmati oleh non muslim. Implementasi bank waqaf pun masih terkendala sebagai salah satu institusi syariah yang dimiliki umat islam. Ekonomi kreatif juga sempat menjadi sorotan dalam diskusi tersebut.
“Untuk melindungi kepentingan umat Islam perlu mempercepat peranan ekonomi syariah. Masyarakat Islam di Indonesia tak bisa terlepas dari lautan riba, maka pembiayaan syariah harus agar kegiatan perekonomian pun diridhoi oleh Allah,” ujar Ashar Budiman selaku Ketua DPP LDII Bidang Ekonomi.    
Di akhir diskusi, LDII memberikan dua pernyataan terkait peran LDII sebagai ormas dalam kebangkitan umat Islam di Indonesia: pertama, LDII siap membangun inisiasi ukhuwah islamiyah Indonesia seperti perekonomian syariah dan Bank waqaf. Kedepannya LDII berusaha menginventaris kegiatan yang dapat menjadi pemersatu. Kedua, LDII berusaha meningkatkan jaringan meski terdapat kendala. LDII berusaha mengembangkan media atau komunikasi informal yang dapat menghilangkan sekat dalam ukhuwah Islamiyah.
Dalam diskusi tersebut DPP LDII bersama MUI Pusat menghasilkan beberapa tema besar yang akan menjadi agenda ke depan, di antaranya Indonesia Bangkit, Persatuan Umat Islam Indonesia Sebagai Contoh Ukhuwah Wathoniyah, Gerakan Persatuan dan Kesejahteraan Umat, Mempercepat Perekonomian Syariah, dan Remaja Dalam Menghadapi Ekonomi kreatif. (Khoir/LINES)
Sumber: www.ldii.or.id
Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. LDII TANJUNGPINANG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger